Kumpulan Cerpen Horor Terbaik yang Wajib Dibaca
Blogroni.com Contoh kumpulan cerpen horor terbaik yang wajib sobat baca - Dari beberapa kumpulan untuk contoh cerpen horor dibawah ini merupakan karangan semata, maksudnya bukan dari pengalaman seseorang atau yang lainnya. Untuk lokasi tempat ataupun nama karakter yang digunakan juga dalam cerita pendek horor tersebut hanyalah sebatas penggunaan untuk karakter di dalam cerpen.
Sudah ada beberapa contoh cerpen horor yang sudah dipublikasikan seperti, cerita pendek horor singkat yang dapat membuat jantung berdebar-debar, ada juga cerpen horor indonesia yang terkenal menyeramkan, serta cerpen horor singkat namun terdapat banyak adegan yang menegangkan. Silahkan dinikmati membaca dari beberapa contoh cerpen horor terbaik yang telah dikumpulkan untuk sobat.
1. Tragedi Horor Sekolah Lama - Contoh cerpen horor terbaik
Dalam sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hutan tebal, terdapat sebuah sekolah tua yang menjadi saksi bisu dari tragedi mengerikan yang terjadi puluhan tahun yang lalu. Cerita ini masih menjadi pembicaraan di kalangan penduduk desa, meskipun sebagian besar dari mereka mencoba melupakan kejadian mengerikan tersebut. Namun, ketika malam datang, bayangan tragedi itu masih menghantui pikiran mereka.
Roni adalah seorang pemuda yang tinggal di desa itu. Dia selalu penasaran dengan cerita-cerita horor yang beredar di desanya. Suatu malam, ketika dia dan teman dekatnya, Rika, sedang duduk di bawah pohon rindang di halaman sekolah tua tersebut, mereka memutuskan untuk mencari tahu kebenaran di balik cerita seram yang menghantui desa mereka.
"Kau yakin kita harus masuk ke dalam sekolah ini?" tanya Rika ragu.
Roni mengangguk mantap. "Ya, kita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini."
Mereka berdua memasuki gedung sekolah yang sudah tua dan seram itu. Cahaya remang-remang menyelimuti lorong-lorong yang sunyi. Suara langkah mereka bergema di sepanjang koridor yang gelap.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara aneh yang seperti bisikan di sekitar mereka. "Siapa di sana?" tanya Roni, suaranya gemetar.
"Tidak ada yang di sini, hanya bayangan dari masa lalu yang terus menghantui," jawab Rika dengan suara bergetar.
Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan akhirnya sampai di ruang kelas yang konon menjadi tempat terjadinya tragedi kesurupan massal. Ruangan itu gelap gulita, hanya diterangi oleh cahaya bulan yang masuk dari jendela yang pecah.
Tiba-tiba, mereka merasa sebuah kehadiran menyeramkan di sekeliling mereka. Roni dan Rika merinding, mereka merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
"Kita harus segera pergi dari sini!" desak Rika, ketakutan.
Namun, sebelum mereka bisa bergerak, sebuah bayangan gelap muncul di depan mereka. Mereka menatap dengan ngeri saat sosok itu mengambil bentuk manusia.
"Kalian tidak boleh meninggalkan tempat ini," ujar sosok itu dengan suara serak yang menusuk.
Roni dan Rika mencoba melarikan diri, tetapi mereka merasa seperti terjebak dalam perangkap yang tak terlihat. Mereka merasakan kekuatan misterius menyeret tubuh mereka ke arah sosok itu.
"Dorongan dari masa lalu yang tak pernah berakhir," kata sosok itu sambil menatap mata mereka dengan tajam.
Roni dan Rika merasa tubuh mereka menjadi semakin lemah, pikiran mereka menjadi kabur. Mereka merasakan diri mereka terseret ke dalam kegelapan yang mengancam untuk menelan mereka.
Dan di malam itu, cerita tragis tentang kesurupan massal kembali terulang, mengunci Roni dan Rika dalam kisah horor yang takkan pernah terlupakan di desa itu.
2. Mancing di Sungai Angker - Cerpen horor wajib dibaca
Sebuah desa terpencil jauh dari keramaian kota, terdapat sebuah sungai yang konon dihuni oleh makhluk-makhluk gaib yang mengerikan. Sungai itu dikenal sebagai "Sungai Angker" oleh penduduk desa sekitar. Namun, keberadaan sungai yang penuh misteri itu tidak membuat ketiga sahabat, Roni, Hendi, dan Nofal, takut untuk mencoba peruntungan memancing di sana.
Pagi itu, ketiganya berkumpul di tepi sungai dengan peralatan pancing mereka. Roni, yang paling penasaran dengan misteri sungai itu, memimpin perjalanan mereka.
"Haha, kau yakin mau memancing di sungai yang katanya dihuni oleh makhluk-makhluk seram, Roni?" ejek Nofal sambil tertawa.
Roni tersenyum, "Tentu saja! Ayo, kita coba nasib kita hari ini."
Mereka duduk di pinggir sungai yang tenang, mencoba menangkap ikan-ikan yang mungkin ada di dalamnya. Namun, semakin lama mereka memancing, semakin gelap dan hening suasana di sekitar sungai.
"Kenapa suasana jadi aneh begini ya?" tanya Hendi, mulai merasa tidak nyaman.
"Tidak apa-apa, mungkin hanya perasaan kita saja," jawab Roni mencoba menenangkan.
Namun, ketika matahari mulai terbenam, suasana semakin menegangkan. Cahaya matahari yang tersisa hanya sedikit, dan bayangan-bayangan mulai terlihat bergerak di sekitar mereka.
"Ada apa ini?" seru Nofal, kini ketakutan.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara aneh dari arah sungai. Suara itu seperti desisan yang menyeramkan, membuat bulu kuduk mereka merinding.
"Mungkin hanya suara angin," kata Roni mencoba mencari alasan.
Namun, ketika mereka melihat ke arah sungai, mereka terkejut melihat bayangan yang melayang di atas permukaan air. Bayangan itu terlihat seperti sosok manusia yang mengambang di atas sungai, tanpa kepala.
"Hantu!" seru Hendi ketakutan.
Tanpa berpikir panjang, ketiganya segera meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa, meninggalkan peralatan pancing mereka di tepi sungai.
Mereka berlari secepat mungkin, tetapi suasana yang mencekam terus mengikuti mereka. Ketika mereka hampir sampai di desa, mereka merasakan sesuatu yang menarik kaki mereka ke bawah.
"Apakah kalian merasakan itu?" tanya Nofal, hampir menangis.
Roni menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberanian. "Kita harus tetap bergerak, jangan biarkan mereka mendekati kita."Akhirnya, dengan usaha keras, mereka berhasil melarikan diri dari sungai angker itu. Namun, pengalaman mengerikan di sungai itu akan selalu menghantui mereka, mengingatkan bahwa kadang-kadang, keberanian bisa menjadi taruhan yang berbahaya di dunia yang penuh misteri.
3. Bertemu Hantu di Malam Bulan Puasa
Di antara riuh rendahnya kemeriahan pasar malam bulan puasa, terdapat sebuah gang sempit yang terlihat sepi dan sunyi. Gang tersebut dikelilingi oleh rumah-rumah tua yang tampak angker di malam yang sunyi.
Anisa, seorang gadis muda yang tinggal di dekat gang tersebut, selalu merasa ada sesuatu yang aneh di sana. Suatu malam, dia memutuskan untuk mengajak tiga temannya, Dewa, Roni, dan Ajun, untuk menjelajahi gang itu.
"Kalian tahu, ada cerita tentang gang ini," ucap Anisa, suaranya bergetar sedikit. "Katanya, di malam bulan puasa, sering muncul hantu-hantu yang menakutkan di sini."
"Apa? Seriusan?" tanya Dewa dengan mata terbelalak.
"Tenang saja, itu hanya cerita menakut-nakuti," potong Roni mencoba menenangkan.
Mereka berempat mulai menjelajahi gang yang gelap dan sunyi itu. Langkah mereka terdengar gemetar di antara bisikan angin malam yang menyelinap di antara bangunan-bangunan tua.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara aneh di belakang mereka. Suara itu seperti desisan yang mengerikan, membuat bulu kuduk mereka berdiri tegak.
"Apa itu?" bisik Ajun, suaranya gemetar.
"Entahlah, mungkin hanya angin," jawab Dewa mencoba menenangkan.
Namun, ketika mereka berjalan lebih jauh, mereka melihat sesosok bayangan yang melayang di antara bangunan. Bayangan itu tampak samar-samar, tetapi cukup menyeramkan untuk membuat mereka berhenti sejenak.
"Hantu!" pekik Anisa ketakutan.
Takut dan panik, mereka berlari secepat mungkin, meninggalkan gang itu jauh di belakang mereka. Mereka merasa seperti dikejar oleh sesuatu yang tidak bisa mereka lihat.
"Sialan! Apa yang kita lakukan di sini?" teriak Roni, sambil terus berlari.
Mereka terus berlari sampai akhirnya mencapai jalan raya yang ramai. Dengan napas tersengal-sengal, mereka berhenti sejenak, mencoba menenangkan diri.
"Sialan, itu pengalaman paling menakutkan dalam hidupku," ujar Ajun, masih terengah-engah.
Anisa mengangguk setuju, "Kita tidak boleh kembali ke sana lagi."
Dari malam itu, mereka bertekad untuk tidak pernah lagi menjelajahi gang angker tersebut. Namun, cerita tentang bertemu hantu di malam bulan puasa akan selalu menjadi kenangan menakutkan yang menghantui mereka, mengingatkan bahwa dunia ini penuh dengan misteri yang tak terpecahkan.
4. Wangsit Nenek Sonia - Cerpen horor terbaik
Desa yang jauh dari kota terkenal akan sebuah rumah tua yang konon dihuni oleh roh nenek tua bernama Sonia. Nenek Sonia dikenal sebagai dukun di desa itu, dan banyak penduduk desa yang percaya pada wangsit dan ramalannya yang terkenal akurat. Namun, sedikit yang tahu bahwa keberadaannya membawa aura misteri dan ketakutan.
Roni adalah seorang pemuda penasaran yang tinggal di desa tersebut. Dia selalu merasa tertarik dengan hal-hal gaib dan mistis, sehingga ketika dia mendengar tentang wangsit nenek Sonia, dia merasa penasaran untuk menemui nenek itu.
Suatu malam, Roni memutuskan untuk mengunjungi rumah nenek Sonia. Dia mengetuk pintu dengan hati-hati, dan ketika pintu terbuka, dia disambut oleh sosok nenek tua dengan rambut putih panjang dan mata tajam yang menatapnya.
"Selamat malam, Nenek Sonia. Saya ingin meminta wangsit dari Anda," ujar Roni dengan hormat.
Nenek Sonia menatap Roni dengan tatapan tajam. "Kamu mencari jawaban yang sulit, anak muda. Apakah kamu yakin?"
Roni mengangguk mantap. "Ya, Nenek. Saya siap menerima apapun jawabannya."
Nenek Sonia menghela nafas dalam-dalam, lalu memandang ke dalam bola kristal di mejanya. Dia mulai berbicara dengan suara serak yang menyeramkan, seolah-olah suara itu bukanlah miliknya sendiri.
"Kamu berada di ambang kegelapan yang mendalam, Roni. Hatimu akan diuji oleh kekuatan gelap yang tak terbayangkan," kata Nenek Sonia dengan suara seraknya.
Roni merasa bulu kuduknya merinding, tetapi dia tetap bertahan. "Apa yang harus saya lakukan, Nenek?"
Nenek Sonia menatap Roni dengan serius. "Kamu harus mencari petunjuk di dalam mimpi. Hati-hati dengan apa yang kamu temukan di sana, karena itu bisa menjadi awal dari petaka."
Roni mengangguk, berterima kasih pada nenek Sonia sebelum meninggalkan rumahnya. Namun, setelah itu, mimpi-mimpi aneh dan menakutkan mulai menghantuinya setiap malam. Dia melihat bayangan-bayangan gelap yang mengintai di kegelapan, mencoba meraihnya.
Rasa takut mulai merasuki pikiran Roni, dan dia merasa seperti terjebak dalam labirin mimpi yang mengerikan. Dia mencoba mencari jalan keluar, tetapi semakin dia berusaha, semakin dalam dia terjerat dalam mimpi buruk itu.
Pada suatu malam, ketika dia berada di ambang keputusasaan, dia mendengar suara lembut yang memanggil namanya. "Roni, keluarlah dari sini. Kau tidak aman."
Roni terbangun dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Dia menyadari bahwa apa yang dia alami bukanlah sekadar mimpi biasa, tetapi suatu pertanda yang mengerikan.
Dengan tekad yang kuat, Roni kembali mendatangi rumah nenek Sonia. Dia ingin mencari jawaban atas mimpi-mimpi yang menghantuinya.
Namun, ketika dia tiba di rumah nenek Sonia, dia mendapati rumah itu kosong. Hanya ada keheningan yang menyeramkan yang mengisi udara malam.
Roni merasa kecewa, tetapi dalam keheningan itu, dia mendengar suara lembut yang familiar. "Roni, hati-hatilah. Jangan biarkan gelap menguasai dirimu."
Roni menatap ke arah suara itu, dan di tengah kegelapan, dia melihat sosok bayangan yang dikenalnya dengan baik yaitu nenek sonia.
Dengan hati yang berdebar, Roni menyadari bahwa dia tidak sendiri. Nenek Sonia, meskipun tak lagi berwujud, masih menjaga dan memberinya perlindungan.
Dengan tekad yang baru ditemukan, Roni menghadapi tantangan gelap yang mengintainya. Dan meskipun perjalanan itu penuh dengan rintangan dan ketakutan, dia tahu bahwa dengan bimbingan dari wangsit nenek Sonia, dia akan mampu melawan kegelapan dan menemukan jalan keluar dari malam yang menakutkan itu.
5. Penelusuran di Penginapan Angker - Kumpulan cerpen horor terbaik
Di tengah hutan yang lebat terdapat sebuah penginapan tua yang ditinggalkan, dikenal sebagai "Penginapan angker" oleh penduduk desa sekitar. Konon, penginapan itu dipercaya angker karena beberapa kejadian misterius yang pernah terjadi di sana. Namun, rasa penasaran yang besar membuat empat sahabat, Mardi, Ucup, Yudi, dan Roni, memutuskan untuk menjelajahi penginapan itu.
"Kok malam ini suasana terasa aneh ya?" tanya Ucup, menyelipkan tangannya ke dalam kantong jaketnya.
"Ya, sepertinya ada energi yang aneh," jawab Mardi, merasakan getaran yang tidak biasa.
Mereka sampai di depan pintu masuk penginapan, di mana kayu-kayu lapuk berderit saat mereka membukanya.
"Masuklah, saudara-saudara," ujar Roni dengan suara hati-hati.
Mereka masuk ke dalam penginapan itu. Udara dingin dan lembab menyambut kedatangan mereka, membuat bulu kuduk mereka merinding.
"Baunya cukup tidak enak di sini," ujar Yudi, menggosok hidungnya.
Mereka berkeliling melalui lorong-lorong gelap, mencoba mencari tahu apa yang ada di dalam penginapan itu.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki di lorong seberang.
"Dengar! Apa itu suara langkah kaki?" tanya Mardi, menatap teman-temannya dengan wajah cemas.
"Tidak mungkin ada orang lain di sini selain kita," jawab Ucup dengan suara gemetar.
"Kita harus menyelidiki," kata Roni dengan mantap.
Mereka memutuskan untuk menyelidiki suara itu, meskipun hati mereka berdebar-debar. Namun, ketika mereka mencapai ujung lorong, tidak ada siapa pun di sana. Hanya kegelapan yang menyelimuti penginapan itu.
"Tidak ada apa-apa di sini. Mungkin hanya imajinasi kita saja," kata Yudi mencoba menenangkan diri.
Namun, saat mereka berbalik untuk kembali, mereka terkejut melihat bayangan gelap yang melayang di dinding.
"Apa itu?" teriak Ucup ketakutan.
Mardi mencoba untuk tetap tenang. "Saya rasa kita sebaiknya pergi dari sini sekarang juga!"
Mereka berlari menuju pintu keluar, tetapi ketika mereka mencoba membukanya, pintu itu terkunci rapat.
"Pintu ini terkunci! Kami terperangkap di sini!" seru Roni dengan panik.
Mereka merasa seperti terperangkap di dalam penginapan yang angker itu. Suasana semakin mencekam, dan mereka merasa seakan-akan menjadi mangsa dari kekuatan gelap yang menguasai Penginapan angker.
"Mungkin ada sesuatu yang ingin menahan kita di sini," desak Yudi dengan wajah pucat.
Malam itu berlalu dengan ketakutan yang tak terhingga. Mereka berusaha mencari jalan keluar, tetapi semua usaha mereka sia-sia. Mereka merasa seakan-akan menjadi mangsa dari kekuatan gelap yang menguasai Penginapan angker.
Pagi datang, dan ketika sinar matahari menyinari penginapan itu, pintu keluar tiba-tiba terbuka dengan sendirinya.
"Kita harus pergi sekarang juga sebelum terlambat!" seru Mardi, menarik teman-temannya keluar dari penginapan itu.
Setelah pengalaman yang menakutkan itu, mereka bersumpah untuk tidak pernah lagi mencoba menjelajahi tempat angker seperti itu. Penginapan angker tetap menjadi misteri bagi mereka, dan cerita tentang malam yang mereka habiskan di sana akan selalu menghantui pikiran mereka sebagai pengalaman horor yang tak terlupakan.
Note: Baca kisah cerita pendek bertema horor lainnya di Blogroni
Post a Comment for "Kumpulan Cerpen Horor Terbaik yang Wajib Dibaca"